Judul: Si Anak Spesial
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
Jumlah halaman: 406 hal.
Inilah serial keluarga nusantara kedua, kisah Burlian anak ke-3 Syahdan dan Nurmas. Petualangannya lebih menarik lagi dibanding serial pertamanya.
Dimulai dari cerita kelahirannya yang menggegerkan seluruh kampung karena Nurmas berhasil mengusir burung misterius di bawah pohon bungur di belakang rumah, yang tak lain adalah pekuburan. Petualangannya masuk hutan mengintip 'putri mandi' dengan Mang Unus; cerita temannya Ahmad 'ringkih' yah nasibnya malang, meninggal dipatuk ular; mencoba ikutan lotre yang membuat mamak marah besar; kisahnya di sungai larangan hampir dimakan buaya; perjuangan memenangkan lomba lari 10 K; sampai persahabatannya dengan Nakasimura--kepala proyek pembangunan jalan lintas pulau yang berasal dari Jepang. Hal itulah yang membawa Burlian melihat dunia luar.
Burlian sangat spesial, jika adik dan kakak-kakaknya memilih SMP di kota kabupaten, Burlian sejak SMP sudah sekolah di Jakarta. Sekolah yang perpustakaannya besar hingga tak habis dia baca bertahun-tahun. Lain sekali saat sekolah dengan Pak Bin, sampai berulang kali membaca buku yang sama.
Meski jahil sedari kecil, tapi Burlian tetap spesial. Orang-orang terdekatnya takjub atas keunikan Burlian.
Jika di serial pertama ada bahasa Belanda, di sini ditambah bahasa Jepang. Bertambah lagi kosa kata pembaca.
Sayang sekali, ada panggilan yang berbeda untuk orang yang sama. Di serial pertama ada Paman Unus, sosok muda keren, paman yang dibanggakan keempat keponakannya. Namun, Tiba-tiba di serial kedua ini berubah panggilannya menjadi Mang Unus. Sama sebenarnya, paman dan mang adalah sebutan untuk adik dari bapak atau ibu, tetapi terkesan berbeda saja menurut saya.
Selebihnya novel serial kedua ini sangat menakjubkan bagi saya. Di sini diajarkan bahwa tidak ada istilah 'pekerjaan Laki-laki atau pekerjaan perempuan' semua anak harus bisa mandiri bisa melakukan semua pekerjaan rumah atau luar rumah. Bagaimana kasih sayang ibu pada anak-anaknya. Bagaimana bapak mendampingi ibu mendidik anak-anaknya. Sebenarnya masih banyak kisahnya yg belum disebutkan. Silakan baca sendiri😊
Kutipan yang sempat dicatat:
Si Anak Spesial
"... Dialah yang mengalahkan raja-raja hebat dunia. Menggerus gunung menjadi rata. Membuat daratan menjadi lautan. Dialah sang waktu." Si Anak Spesial
"Esok lusa, ketika kesempatan membawa kau pergi jauh dari kampung ini, Burlian... menjadi orang yang hebat di luar sana, maka jangan pernah meluoakan asal kau... " Bakwo Dar-Si Anak Spesial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar