Jumat, 30 Maret 2018

Mengenal Cerpen


Berdasarkan jumlah katanya cerita pendek atau lebih dikenal dengan akronimnya--cerpen terbagi kepada tiga, yaitu: cerpen mini/flash fiction, cerpen ideal, dan cerpen panjang (novela/novelet). Berikut contoh karyanya masing-masing.

1. Cerpen Mini

Judul: Tentang Seorang Perempuan
Penulis: Agus Noor
Terbit: Koran Tempo Minggu, 29 Maret 2009

Seorang perempuan yang menggondong bayi mungil mencari seorang lelaki yang sudah meninggal seminggu yang lalu. Perempuan itu dicurigai istri kedua atau simpanan lelaki itu. Perempuan itu tak percaya karena katanya, Lelaki yang dimaksud tadi pagi dari rumahnya. 

2. Cerpen Ideal


Judul: Juragan Haji
Penulis: Helvy Tiana Rosa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Cerpen ini berkisah tentang Mak Siti seorang asisten rumah tangga yang sudah renta. Ia bekerja pada majikannya yang kemudian disebut Juragan Haji. Juaragan Haji sudah melaksanakan 4 kali Ibadah Haji, sedangkan suaminya sudah 5 kali. Mak Siti ingin sekali naik Haji. Mak Siti sering melamun atau membayangkan dirinya pergi menjadi tamu Allah ke Baitullah. Di rumah itu ramai membicarakan anak Juragan Haji mau pergi ke Makkah untuk ibadah Haji. Tentu saja Mak Siti dan Pipin (pekerja lain di rumahnya) heran dan merasa aneh. Juragan Haji memang alim, tapi anak semata wayangnya itu terkenal nakal. Suka memakai pakaian mini dan sering gonta-ganti pacar. Mak Siti prihatin dan sempat mengajarkan ngaji pada anak juragannya itu. Namun, saat ketahuan Mak Siti dimarahi. katanya itu bukan tugasnya. Mak Siti masih berkeinginan untuk berangkat Haji. Namun ia teringat Ibu di kampungnya. Ibunya sama ingin sekali beribadah Haji. 

3. Cerpen Panjang


Judul: Madre
Penulis:Dee Lestari
Penerbit: Bentang Pustaka

Kisah tentang seorang serabutan yang tak punya mimpi, bernama Tansen Roy Wuisan. Hidupnya berubah sejak dirinya diwarisi Madre dari seorang yang mengaku kakeknya, Tuan Tan (yang sudah meninggal). Madre adalah seonggok biang untuk membuat adonan roti yang dibuat oleh Laksmi, nenek Tansen sudah puluhan tahun yang lalu. Awalnya Tansen menolak, dan sempat ingin menjual Madre ke Mei, seorang penggemar blognya seharga seratus juta rupiah. Tansen berubah pikiran dan mencoba membangkitkan bisnis Tan de Bakker dibantu oleh Mei, peri di kehidupannya. Mei ternyata punya masalalu tentang biang. Oleh sebab itu Mei senang membantu Tansen. itung-itung membalas rasa salahnya karena dulu sudah membunuh biang buatanYeye (kakeknya). Tansen dan Mei dibantu oleh para pekerja setia Tan de Bakker, di antaranya: Pak Hadi, Pak JokoBu Cory, dan Bu Dedeh. Mereka mengubah nama toko menjadi Tansen de Bakker. 

Catatan:
Tulisan ini dibuat untuk Tugas Materi Ke-2 Mengenal Cerpen Kelas Menulis Online Madrasah Pena

Jumat, 16 Maret 2018

Tugas 1 Kelas Menulis Online Madrasah Pena



Perbaikannya sebagai berikut.

Hujan di senja hari mengguyur deras. Dinginnya merayu dua insan untuk bersimpuh di perapian rumah. Ditemani dua cangkir teh hangat, keduanya bercengkrama ringan.

"Nak, menurutmu, bagaimana rasanya jika engkau menggenggam bara api itu?" tutur seorang wanita tua kepada cucu tersayangnya sambil menunjuk ke arah perapian.

"Panaslah, Nek. Nanti tangan Dinda terbakar. Nenek ada-ada saja nanyanya," jawab cucunya sambil cengengesan.

"Anakku... ada masa, di mana nanti ketika kau mempertahankan agamamu, seperti kau menggeggam bara api." Sang nenek mengepalkan tangannya dengan kuat sambil tersenyum ke arah cucunya. “Meskipun rasanya seperti terbakar, jangan kau lepas, Nak! Genggam agamamu dengan kuat!"