Sabtu, 28 Maret 2020

Shiddieq Family's Birth Plan



  • Nama: Ilmi Fadillah
  • Umur: 30 tahun
  • Golongan Darah: A+
  • Pendidikan: S1
  • Pekerjaan: Guru
  • Nama Suami: M. Fajar Shiddieq
  • Umur: 31 tahun
  • Pekerjaan: Wiraswasta
  • Alamat: Kp. Cikeueueus RT 07 RW 06 Desa Rahayu Kecamatan Margaasih Kab. Bandung
  • G.P.A:
  • Hpht: 16 Juli 2019
  • HPL: 23 April 2020/14 April 2020 (USG) 
  • Penolong Persalinan: Bidandari Bumi Sehat Bahagia
  • Makanan Favorit: Semua suka yang penting halal dan toyyib
  • Alergi obat-obatan: -
  • Alergi makanan: -
  • Riwayat kesehatan diri: -
  • Riwayat kesehatan suami: -
  • Riwayat Kehamilan: Saya pernah dua kali hamil dan melahirkan. Kedua persalinan yang saya alami cukup penuh drama. Pertama 39 menuju 40 minggu dan kedua tepat di 41 minggu. Meski harapan bisa lahiran di bidan dekat rumah, ternyata qodarullah persalinan pertama dan kedua di Rumah Bersalin Permata Hati, ditangani oleh dokter Adiwarti Suhardi. Keduanya tidak spontan karena pembukaan tidak bertambah-tambah. Akhirnya dokter memutuskan untuk menginduksi untuk menambah pembukaan sampai bukaan lengkap. Alhamdulillah anak pertama dan kedua dilahirkan normal dan selamat dengan banyak jahitan. Anak pertama lahir 21 September 2011, Bb 3,65 kg dan Tb 51 cm dengan lebih dari 12 jahitan. Anak kedua lahir 04 Juli 2015 dengan Bb 2,85 kg Tb 48 cm dengan 10 jahitan saja.

  • ‌Suasana: Terang
  • ‌Aroma Terapi: Jasmine
  • ‌Pendamping Persalinan: Suami
  • ‌Pijat: Endorpine-oksitosin
  • ‌Terapi: kompres vagina
  • ‌Suara speaker: murottal Muhammad Toha Al Junayd
  • Terapi lain: Birthing Ball, Rebozo, dan lain-lain yang bisa membuat persalinan lancar dan nyaman

Kala 2
  • ‌diinformasikan saat kepala bayi krowning
    ‌Melakukan IMD
  • ‌Posisi sesuai kesepakatan yang nyaman bagi ibu bersalin


Kala 3
  • ‌IMD selama 1 jam setelah bayi lahir atau disesuaikan
  • ‌Plasenta tidak langsung dipotong
  • ‌Pemotongan tali pusar oleh bidan disaksikan suami
  • ‌Penyuntikan Oxitosin jika diperlukan saat pelepasan placenta


Kala 4
  • ‌Diberikan vitamin K
  • ‌Diberikan salep mata
  • ‌Diberikan vaksin HbO
Demikian rencana persalinan ini dibuat atas dasar pemahaman dan telah dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya, semoga persalinan ini sesuai dengan harapan kami.
Calon Ibu,

Ilmi Fadillah
Calon Ayah,

M. Fajar Shiddieq


Catatan: sumber format birthplan @bumisehatbahagia

Kamis, 26 Maret 2020

Anakku Jadi Kecanduan Buku

By Canva

Setiap anak memang unik, termasuk anak pertama saya. Kekurangan mereka justru bisa jadi kelebihan yang mengagumkan. Jika kita asah dengan benar.

Fatiya memang penakut, khususnya jika mendengarkan cerita. Ternyata, saya tahu belakangan bahwa ia punya imajinasi yang tinggi, menjangkau masa depan yang lebih jauh dari yang lain. Hal tersebut berdasarkan tes sidik jari yang dilakukan saat usianya 7 tahun. Kami pun paham kenapa dia seakan takut saat tengah mendengar cerita. Fatiya jauh membayangkan cerita tersebut lebih dari anak lain.

Mungkin ini terlambat, tapi peribahahasa mengingatkan, "Better late than never". Saya belikan buku untuk Fatiya. Buku pertamanya, berjudul Princes Lathifa dan Sepeda Roda Tiga. Buku anak yang ditulis oleh teman saya saat kuliah. Saya langsung order dari penulisnya biar dapat bonus tanda tangan dan kata penyemangat. Sebenarnya bukunya buku balita, berbentuk boardbook. Namun, menurut saya masih cocok untuk anak SD. Dan saya pilih boardbook agar awet, tidak mudah sobek. Benar saja, sekarang diwariskan ke adiknya, Aqilla.

Dari buku pertama, berlanjut ke buku-buku berikutnya. Mulai dari buku yang dipajang di pasar-pasar minggu sampai toko buku, dan pameran buku. Setiap ada uang lebih saya sisihkan untuk membeli buku, beberapa untuk saya sendiri dan beberapa lagi untuk anak-anak. Masing-masing punya jatah.

Fatiya pun mulai kecanduan buku. Kalau tidak dijatah, dia bisa ambil buku saya untuk dibaca. Sempat kecolongan, dia baca novel Aroma Karsa.

Rabu, 25 Maret 2020

Gegara Covid 19

Gambar dari Canva

Gejala-gejala yang dialami oleh orang yang terpapar virus Corona di antaranya, batuk, sakit tenggorokan, demam, dan sesak. Seputar sistem pernapasan. Menurut ahli virologi menambahkan, virus tersebut bisa juga menyerang sistem pencernaan. Di antaranya bisa menimbulkan diare pada penderitanya.

Di tengah situasi seperti ini, tentu saja membuat orang-orang waswas. Pun saya. Saat suatu malam merasakan sakit tenggorokan. Saya takut, parno. Jangan-jangan corona. Naudzubillah.. Tsumma naudzubillah. Besoknya langsung minum air hangat campur lemon dan sari kurma. Alhamdulillah langsung sembuh.

Hal yang sama kalau terjadi pada anggota keluarga yang lain. Saat suami batuk-batuk. Saya langsung tanya, "Aa batuk? Sudah lama?"

Suami agak risih menjawab, "Apa sih takut aa Corona ya?! "

Anak-anak yang susah diberi tahu jaga asupan makanan, eh sudah sekali disuruh makan nasi. Bahkan, kecolongan jajan es krim, permen, atau jajanan lainnya yang menyebabkan batuk atau pilek. Kan parno juga. Saya cekokin setiap hari ekstrafood, sari kurma, dan lemon (dari neneknya).

Demikian juga pada keluarga saya yang lain, yang tidak serumah. Susah mengontrol mereka. Mamah Bapak yang masih saja keluar rumah, dengan alasan ada keperluan penting. Adik-adik yang juga bandel masih keluar rumah. Malah di tengah pandemi nonton sepak bola ke stadion. Katanya terakhir sebelum PSSI melarang pertandingan.

Belum lagi kakak yang tinggal di beda provinsi. Syukurnya, kakak lebih waspada. Ditambah daerah Jawa Timur masih bersih. Satu lagi yang bikin sedih. Adik yang tengah kerja di Malaysia. Sudah seminggu sakit dan gejalanya dicurigai terpapar.

Adik yang lahir berdekatan langsung denganku memang agak hati-hati, tapi juga agak berlebihan. Maklum jauh dari orang tua. Biasanya segala hal diurus mamah. Sekarang jauh. Saat di grup mamah mengirim file paspor dan nomor kontak bosnya di sana, katanya bisa dihubungi kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tetiba air mata turun deras tak bisa dibendung.

Tak ada perkembangan kondisi kesehatannya, adik pun memutuskan ke rumah sakit untuk periksa. Niatnya ya berobat biasa, rawat jalan. Eh malah diintrogasi. Tentu saja gugup. Apalagi saat pergi ke rumah sakit hanya sendirian. Bos dan teman-temannya enggan mengantar karena rasa takut pula.

Introgasi pun selesai, dan adik harus dicek Covid. Kata mereka, adik terus termasuk yang harus dicek, ya mungkin karena gejala yang muncul. Kami sekeluarga menyemangati dan mendoakan, termasuk saya. Semua meyakinkan agar berpikir positif dan akan sembuh. Harapan kami cuman satu: hasil tes negatif.

Saya pun sambil waswas, tapi alhamdulillah Wa syukrulillah. Hasilnya memang negatif. Lebih cepat dibanding yang dijanjikan. Katanya kalau positif, hasil keluar 24 jam. Jika negatif 3-4 jam baru keluar. Faktanya, hasil keluar hanya sehari dan NEGATIF.

Kami tahu Engkau melindungi kami. Ya Allah, selalu lindungi kami dari penyakit berbahaya. Segera musnahkan makhluk bernama Covid 19 itu. Datangkanlah kebaikan-kebaikan ya Allah, bersama bulan suci Ramadhan. Aamiin.. Allahumma aamiin..



Senin, 23 Maret 2020

Sulungku Paranoid Mendengarkan Dongeng


Gambar oleh Canva

Seorang anak duduk di pojok kelasnya. Keringatnya bercucuran, wajahnya menunjukkan rasa takut luar biasa. Padahal anak lain sedang asyik mendengarkan ibu gurunya bercerita.
Itulah sulungku bernama Fatiya. Bukan sekali saya mendapati laporan seperti itu dari guru kelasnya, tetapi sering. Sebagai orang tua tentu saja khawatir. Hal itu terjadi saat masih duduk di bangku Raudhtaul Athfal.

Banyak yang mencibir, bahkan keluarga dekat. Misalnya, "Ah, lebay! Masa dengerin dongeng saja takut."

Mendengar itu seorang ibu pastilah tidak enak. Apalagi kalau perkataan itu terfengar langsung oleh anak. Pasti semakin minder.
Saya konsultasikan pada pakar psikologi anak pada sebuah seminar. Bagaiamana menghadapi anak yang penakut seperti itu. Jawabannya, kemungkinan anak sering atau pernah ditakut-takuti. Kalau tidak oleh orang tuanya, boleh jadi lingkungan sekitarnya.

Psikolog tersebut menyarankan untuk terapi sendiri di rumah. Layaknya terapi untuk anak yang takut hujan. Sedikit demi sedikit dibiarkan hujan-hujanan. Sugestikan bahwa hujan itu menyenangkan. Begitu pula dengan kasus Fatiya. Dia takut cerita atau dongeng, perlahan-lahan dibacakan cerita. Sering, tapi sedikit-sedikit. Sambil diberikan sugesti bahwa ini hanya dongeng tak apa-apa dan tak perlu takut.

Setiap malam menjelang tidur, saya sempatkan baca dongeng atau read loudly. Membaca nyaring dongeng apa pun di buku. Terkadang menceritakan saya waktu kecil.

Ternyata Fatiya mulai berani, dengan siaga selimut menutupi seluruh tubuhnya. Setiap akan bergerak mengubah posisi, dongeng harus berhenti. Kebiasaan itu sepertinya bertahan sampai sekarang.

Sabtu, 21 Maret 2020

Apa Saja yang Harus Dibawa Saat Akan Lahiran?



Sumber gambar: Canva

Pengalaman saya, anak pertama lahir di minggu ke-39 mepet 40. Tepatnya 4 hari sebelum HPL. Sementara anak kedua lebih lama lagi, yaitu pada minggu ke-41, tepat seminggu dari HPL. Itu pun karena dokternya kasian, saya dan suami bolak-balik periksa. Kontraksi ada, tapi pembukaan gak nambah-nambah, ya akhirnya induksi lagi, seperti lahiran pertama.

Kok melebar ya jadi kayak birth story, hihi.. Maafkan tidak fokus.
Intinya, saya jadi agak nyantai mempersiapkan segalanya karena baru masuk 36 weeks. Tapi jujur, deg-degan juga. Siapa tahu lahiran ketiga ini lebih cepat. Jadi gak ada salahnya siap-siap dari sekarang. Ya, harus dong.. Wkwkwwk. Biar tenang, biar jongjon. Kalau kerasa mules atau tanda-tanda melahirkan datang, tinggal jinjing aja.

Apa yang harus disiapkan di setiap provider biasanya berbeda. Kalau tempat lahiran pertama dan kedua saya sih simpel, khususnya untuk bayi, kita tinggal siapkan dua pasang baju ganti bayi saja. Dipakaikan saat dede pulang ke rumah. Kalau untuk di sana, pakai punya rumah bersalinnya. Kalau untuk ibu, biasanya gak jauh berbeda ya setiap provider.

Jadi, Bunda... Tentukan dulu providernya. Rencanakan, dengan pendamping (suami atau orang tua) di mana kita akan melahirkan. Tanyakan langsung atau kepoin akun medsosnya.

Seperti saya, rencana lahiran di Bumi Sehat Bahagia. Kebetulan ada akun instagram dan facebook juga. Kalau kebetulan Bunda juga mau lahiran di sini yuk kita sama-sama siapkan semua keperluan ibu dan bayi seperti berikut ini.

Untuk Bayi
‌baju lengan pendek 6
‌baju lengan panjang 6
‌popok 6
‌pernel 8
‌sarung tangan kaki 3
‌waslap 1
‌selimut 1
‌topi 2
‌minyak telon

Semua keperluan khusus untuk bayi dipisah saja, Bun. Dalam satu tas khusus. Terus, lalau saya, popoknya dua jenis. Popok kain sama diapers. Dan ditambah kaos singlet bayi 6 buah. Ada satu lagi, tidak ada dalam list, yaitu gurita bayi. Memang katanya kekinian gurita sudah tidak dipakai, tapi buat jaga-jaga aja. Saya cuman beli 3 buah, itu pun yang pakai perekat, bukan yang tali-tali.

Di bumi sehat bahagia, tidak perlu membawa peralatan mandi, mungkin sudah disediakan di sana. Kecuali, handuk dan minyak telon ya.

Untuk Ibu
‌sarung 3
‌samping 3
‌baju ganti 2
‌pembalut
‌handuk
‌alat mandi

Saya sudah siapkan juga keperluan untuk ibunya. Sama ya, masukkan ke satu tas khusus ibu. Saya tambahkan juga korset. Itu baju ganti maksudnya 2 stel ya, termasuk daleman juga. Jangan lupa! Kalau saya tambah 1 stel untuk pulang dari rumah bersalin.

Makanan
‌kurma
‌sari kurma
‌madu
‌cokelat

Ini yang cukup unik selain pakaian ibu dan bayi, makanan juga perlu disiapkan ya, Bun. Untuk menambah stamina bulin nanti saat proses lahiran. Makanan ini memang tepat sekali. Disebutnya nutrisi sunnah.
Kalau pas lahiran kedua, saya beli dadakan sambil ngerasain mules belanja makanan buat bekel. Kue, roti, minuman, dll. Seabrek-abrek. Hihi.. Pas waktunya boro-boro mau makan. Semua jadi gak enak. Makanya list makanan dari Bumi Sehat Bahagia tepat sekali.
Selamat mempersiapkan persalinan yang terindah, Bunda, moms....

Sumber: 
1. Akun IG Bumi Sehat Bahagia
2. Pengalaman pribadi

Kamis, 19 Maret 2020

Benarkah Indonesia Sudah Lockdown?


By Canva

Seluruh masyarakat Indonesia tengah dilanda ujian yang sangat pandemik. Entah karena negara +62 ini terlalu welcome pada WNA atau TKA yang masuk padahal negara lain sudah lockdown karena virus corona ini.

Bahkan, saat pemerintah daerah maupun pusat menggemakan #14hari #dirumahsaja masih saja menerima tamu asing itu. Apakah benar-benar lockdown atau bagaimana? Sementara korban covid 19 ini semakin bertambah. Drastis di setiap harinya, bahkan setiap detiknya. Banyak yang meninggal dunia, walau tak menutup telinga ada sebagian mereka yang sembuh dari virus ini.

Hal ini benar-benar baru terjadi di Indonesia. Saat negara lain terkena, rasanya kita aman saja. Ya Allah kini telah sampai makhlukmu yang tak terlihat itu di negeri kami. Tak seperti wabah lainnnya sebelumnya, seperti SARS atau gki burung yang cepat pergi meninggalkan kami.

Empat belas hari, semoga ikhtiar bumi yang berdampak baik dan negeri ini cepat pulih. Tetap jaga kesehatan diri dan keluarga. Empat belas hari di rumah saja. Ikhtiar langit pun menjadi sangat penting dan utama. Allah yang berkehendak di mana dan pada siapa virus mematikan itu akan hinggap. Bagi orang yang beriman ini adalah peringatan dan ujian, Ya Allah lindungi kami.

Minggu, 15 Maret 2020

Dampak Virus Corona (COVID 19) pada Dunia Pendidikan


by Canva


Dunia digemparkan dengan sebuah virus yang bernama Corona. Awalnya virus ini hanya menyerbar di Kota Wuhan Cina. Ribuan orang terindikasi terkena virus yang katanya mematikan ini. Beberapa bulan kota yang ramai itu menjadi kota mati.

Warga negara Indonesia yang tinggal di sana dievakuasi. Dijemput dan diobservasi sampai dinyatakan bebas dari virus yang kini populer itu. Tak lama dari kota asalnya beberapa negara diberitakan beberapa warganya positif terinfeksi virus COVID 19 ini. Seperti, Korea, Australia, Malaysia, dll.

Kini virus ini merambah ke Indonesia. Beberapa orang diindikasi terinfeksi virus ini, termasuk Menteri Perhubungan kita. Beberapa kota dinyatakan waspada dan harus melakukan tindakan lock down, termasuk Bandung dan sekitarnya.

Diawali oleh Gubernur DKI Jakarta yang menutup semua tempat wisata dan tempat umum, termasuk meliburkan sekolah-sekolah untuk mencegah penyebaran virus agar tidak meluas. Beberapa walikota dan gubernur di kota lain pun ikut mewaspadai virus ini.

Pun gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil alias Kang Emil melakukan tindakan yang sama. Diikuti para bupati, dan intruksi kepala sekolah di setiap jenjang pendidikan.

Pimpinan Pusat Persatuan Islam pun mengambil tindakan yang cepat dalam menanggapi masalah urgen ini. Tak lama beberapa saat setelah intruksi meliburkan sekolah-sekolah dari pemerintah setempat, lembaga pendidikan PP Persis pun mengintruksikan sekolah untuk libur selama dua pekan.

Serentak, Grup WA asatidz Mu'allimin mengumumkan pengunduran UM dan UNBK, jelas Kelas X dan XI memang direncanakan libur apalagi setelah intruksi ini. Mudir Madarasah Ibtidaiyah dan Diniyah pun mengumumkan libur di grup orang tua santri mulai besok. Pun mudiroh RA Al-hasanah resmi meliburkan kegiatan belajar mengajar sementara sampai akhir Maret ini.

Waktu ini disinyalir sebagai puncak penyebaran virus berbahaya ini. Semoga Allah melindungi kita semua. Tetap ikhtiar menjaga kesehatan dan kebersihan, serta bertawakal pada Allah. Virus ini pun adalah makhluk Allah maka Allah mudah saja untuk memusnahkan virus ini.

Subhanallah... Ya Allah kami mohon jaga dan lindungi kami dari wabah dan segala penyakit yang ditimbulkannya. Semoga makhlukmu itu segera enyah dari kehidupan kami. Ampuni kami, astaghfirullahaladziim... atas kesombongan dan dosa-dosa yang membuat Engkau murka, ya Allah. Selamatkan kami.. Aamiin.. Allahumma aamiin...

Minggu, 08 Maret 2020

Kendala Teknis di Hari Pertama Ujian

Dokumen Pribadi

Hari ini adalah hari pertama kelas XII Mu'allimin PPI 45 Rahayu melaksanakan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional Berbasis Komputer (UAMBN BK). Ujian ini tentu saja bukan hanya di Rahayu saja, tetapi seluruh madrasah di bawah Departemen Agama.

Alhamdulillah, sesi pertama dilalui dengan lancar. Mulai dari pukul 07.30 sampai 09.00 WIB. Namun, tidak dimungkiri ada saja kendala atau hambatan secara teknis yang mau tidak mau dialami peserta ujian.

Kendala tersebut misalnya, perangkat komputer yang tiba-tiba tidak bisa dinyalakan. Namun, karena jumlah komputer lebih dari jumlah peserta, jadi peserta bisa menggunakan perangkat lain. Di sini peran teknisi sangat dibutuhkan sekali.

Di tengah-tengah pengerjaan soal, tetiba listrik mati. Namun, saat dinyalakan keadaan kembali seperti semula. Ada pula kendala kecil lainnya, tadi ada peserta yang tertinggal. Dia sudah mengerjakan semua soal dari nomor 1 sampai 50, tetapi tidak bisa logout. Pada layar komputer peserta belum mengerjakan 1 soal lagi sehingga tidak bisa keluar.

Lagi-lagi teknisi dan proktor yang berperan, ternyata caranya mudah. Hanya mengklik tombol f5, lalu masuk ke soal pertama dan terakhir. Akhirnya bisa logout dan keluar ruangan juga.

Yang perlu diperhatikan, peserta agar tetap tenang dan tidak panik jika mengalami kendala teknis tersebut. Diharapkan juga peserta mengikuti simulasi ujian dengan lengkap, agar lebih berpengalaman dalam mengerjakan soal maupun menghadapi kendala tersebut.

Selain UAMBN  BK yang dilaksanakan selama 3 hari, melipiti pelajaran Quran Hadits, Fiqih, dan SKI, ada pula rangkaian ujian yang lain. Ujian-ujian tersebut antara lain Ujian Madrasah (UM) lalu diselingi Ujian Akhir Pesantren (UAP),  terakhir Ujian Nasional Berbasis Komputer.

Semangat anak-anak didikku, semoga mendapatkan hasil yang terbaik.


Sabtu, 07 Maret 2020

Atasi Sungsang di Trimester Akhir Kehamilan

Sumber Gambar: 

Kehamilan memasuki trimester akhir, bayi masih sungsang? Apa yang harus dilakukan bumil?

Saat kehamilan masuk sekitar 6 bulan, kata teteh bidan bayi masih sungsang. Teteh bidannya bilang gak papa, emang di usia si bayi masih muter. Walaupun sudah sujud lama, nungging, ngepel, dan lain-lain. Ya, tetep si bayi akan muter. Terkadang kepala di bawah, kemudian ke atas, ke bawah lagi. Begitulah seterusnya, karena bayi masih leluasa di dalam rahim ibu.

Masuklah di trimester akhir, masuk 32 minggu kehamilan alias 7 bulan. Saat periksa USG. Ternyata masih sungsang.

"Bayi kamu sungsang, Nak! Kamu harus banyak sujud," nasihat dokter saat melihat posisi bayi saat USG.

Dua minggu setelahnya, kata teteh bidan si bayi masih sungsang juga.
"Tuh ini kepala (memegang bagian atas bawah dada), ini pantat (menekan perut bagian bawah), dan ini kaki (menekan perut bawah kanan). "

Namun, teteh bidan masih bilang gak papa, banyakin aja sujud (posisi dada menempel). Kalau sebulan lagi masih sungsang baru dilakukan treatment serius. Apalagi tidak ada riwayat sungsang sebelumnya.

Jadi apa saja yang harus bunda lakukan?
Pertama, bumil tetap tenang. Jika panik dan takut, usaha apa pun akan sia-sia.

Kedua, lakukan sujud 10-15 menit setiap hari. Rutin ya, Bun. Kalau saya biasanya setiap pagi dan malam hari. Pagi-pagi setelah salat Subuh. Malam setelah Magrib.

Ketiga, afirmasi ke bayi. Sambil sujud sambil komunikasi dengan bayi. Misal, "Dek, ayo muter. Cepet ke bawah kepalanya. Kita sama-sama berjuang biar lahiran normal." Lakukan dengan penuh cinta.

Keempat, sambil berdoa meminta pada sang pengatur kehidupan, Allah Swt. Ikhtiar akan ambyar jika Allah tidak berkehendak.

Kelima, ini tambahan dan opsional. Saat sujud, saya sambil tasmi' Quran. Sesekali sambil baca, ikutin qori melafalkan murattal. Bisa unduh murattal di youtube ya, Bun. Pilih Qori favorit. Kalau saya, Muzammil Hasbalah atau Muhammad Taha Al Junaid kecil atau versi dewasa. Saya pastika ponsel dengan mode pesawat. Atau muter murattal di laptop.

Tasmi' Quran ini memang rutin saya lakukan sejak awal kehamilan.

Alhamdulillah, saat periksa sebulan kemudian. Kepala sudah di bawah. Baik pemeriksaan manual oleh bidan, maupun dengan USG.

Sebenarnya sudah berhenti sujud hari-hari terakhir sebelum periksa. Saya cek bagian bawah perut agak keras. Ya, itu kepala bayi. Namun, tetap memastikan dengan periksa bidan dan USG.

Sekian, Bunda. Semoga bermanfaat.

Senin, 02 Maret 2020

Cara Sederhana Mengecek Posisi Bayi Sungsang

Sumber Gambar: Canva

Bumil mana yang tidak waswas kalau sudah masuk trimester ketiga, tapi janin masih sungsang. Sungsang adalah keadaan janin yang terbalik di dalam rahim. Posisi kepala bayi di atas, sedangkan kaki atau pantat berada di bawah jalan lahir.

Jika keadaan ini terus berlanjut, sampai masuk sembilan bulan dan sudah waktunya melahirkan, kemungkinan ibu hamil tidak diperbolehkan untuk melahirkan secara spontan atau normal. Sesuai aturan kesehatan, ibu harus bersalin secara cessar.

Namun, tenang Bunda. Masih banyak yang bisa dilakukan dan diusahakan secara maksimal untuk mengubah posisi bayi sungsang tersebut.

Sebelum mengetahui apa saja yang harus kita usahakan untuk mengatasi bayi sungsang. Kita harus tahu dulu apakah bayi kita di perut ini memang sungsang atau tidak. Kita bisa cek, kalau kita pegang di bagian perut bawah keras, itu berarti kepala bayi. Posisi tersebut sudah benar. Sementara jika empuk, itu berarti pantat bayi yang berada di bawah jalan lahir, itulah yang disebut sungsang.

Untuk lebih jelasnya, minta bantuan petugas kesehatan ya, Bunda. Agar akurat 100%. Boleh ke bidan atau ke dokter spesialis kandungan. Ibu bidan biasanya mengeceknya dengan memegang-megang perut kita secara lebih dalam. Kalau dokter spesialis biasanya langsung mengeceknya dengan USG. Dengan cara ini tentu saja sangat praktis.

Bersambung ke cara mengatasi sungsang ya, Bunda. Di tulisan selanjutnya, insya Allah.