Senin, 27 April 2020

Abadi dengan Puisibl (catatan)


Abadi dengan Puisi:  karena yang Kau Tulis Takkan Pergi dan Menghilang
ADP diinisiasi oleh komunitas Perak (Pena Rahayu Kreatif). Isinya berupa antologi puisi karya santri Mu'allimin Persis 45 Rahayu. Sebagian kelas XI,  dan beberapa santri dari kelas X dan XII tahun ajaran 2018-2019. (Total ada 89 puisi dari 85 penulis).
Launching:  22 November 2018 bertepatan dengan Seminar 8 PPI 45 Rahayu
Acara penyerta: Talkshow Kepenulisan dengan narasumber:  Tim Perak, Kang Hilman Indrawan, dan Kang Adnan Al-Ghifary
Tim ADP
‌Ilmi Fadillah:  sebagai pemantik, editor, sekaligus penanggung jawab.
‌Muhamad Al Bani:  ketua Tim (koordinator kontributor, editor, dll. tambahkan sendiri)
‌Alfi Saeful Akbar:  koordinator tim  kreatif
‌Anggota Tim lain: M. Safiq Mubarok, Neulis Lisnawati, Hardika M. Reza, Syifa Salamah, dan Taufik Nugraha.
First reader ADP:
‌Eli Nurhalimah, S.S. (guru b. Indonesia MTs Persis 45 Rahayu)
‌Hj. Djubaedah, S.Pd.I. (Pembimbing RG-UG dan staf asatidz di Mu'allimin PPI 45 Rahayu)
‌Ismail Fajar Romdhon, S. Pd. (Tasykil PP Pemuda Persis dan Staf asatidz muallimin PPI 45 Rahayu
‌Iman Hilman, S.Pd. (Wakil Mudir Mu'allimin dan aktivis komunitas sastra Bangbung Ranggaek)
‌Adnan Al-Ghifary/Pujangga Pencari
Tuhan (alumni Mura 03 dan penyair)
‌Hilman Indrawan, S.Pd.I (penulis dan founder Madrasah Pena)
‌Yovie Kyu (Penulis dan founder Qwriting Consulting)
Semua tanggapan dari pembaca pertama sangat positif (boleh dibacakan salah satunya)
Proses terbitnya ADP
ADP awalnya hanya sekadar tugas menulis puisi dari guru B. Indonesia. Namun, ternyata karya-karya santri ini luar biasa menjangkaui harapan sebelumnya. Saat diposkan di medsos santri masing-masing pun mendapatkan respon yang positif dari warganet alias netizen. Termasuk, kang Aldy Istanzia Wiguna (Ketua Pesantren Sastra) mungkin beliau pun sudah lupa, pernah iseng membuat puisi di akun facebooknya dan menandai guru Besar. Indonesia kami. Nah, dari sana terbersitlah untuk membukukan karya-karya Santri tersebut. Minimal dalam bentuk digital.
Mimpi itu sempat terkubur. Sampai di tahun ajaran baru bidang kurikulum Mu'allimin mengukuhkan sebuah kegiatan ekskul bernama KIR. Kami sederhanakan menjadi ekskul kepenulisan (lebih luas menurut kami).  Maka mimpi itu muncul kembali. Atas dukungan  semua pihak terbitlah ADP.
Tambah lagi, Qodarullah, guru kami menang lomba puisi yang salah satunya adalah voucher penerbitan gratis. Makanya kami tidak bingung lagi memilih penerbitan.
Dalam kurang lebih sebulan:  pengumpulan ulang, pengeditan dan penerbitan (termasuk ISBN yg paling lama).
Harapan  Terbit  Setelah ADP
Kami sadar masih banyak kekurangan di karya-karya kami ini. Namun, semoga
ADP bisa jadi karya pertama yang memantik santri untuk berkarya lebih baik lagi, lebih banyak lagi.
Minta doanya sedang proses menulis buku kedua (antologi cerpen) semoga Allah mudahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar