Hallo semua.. Semangat pagi. Hari kedua Blog Tour di blog saya nih. Sekarang waktunya mengulas novel Song for Alice. Sama photo challenge. Wish me luck!
Langsung intip aja yuk, identitas novel, tagline, dan sinopsis.
Judul NOVEL. : SONG FOR ALICE
Penulis : WINDRY RAMADHINA
SC : 14 x 20 cm
Jumlah Halaman : 328 halaman
Bookpaper : 55 gr;
ISBN : 978-602-51290-7-0
Harga : Rp 85,000
PENERBIT : RORO RAYA SEJAHTERA
Tagline:
Mencintaimu adalah penantian yang panjang.
-
SEPERTI APA CINTA MENINGGALKANMU
ADALAH SESUATU YANG TERAMAT SULIT KAU LUPAKAN.
Bagi Arsen, pulang berarti kembali pada Aliceperempuan pertama yang mencuri hatinya dua belas tahun lalu. Sore itu adalah pertemuan pertama mereka setelah lama tak bertemu. Arsen menarik Alice ke dalam pelukannya, berusaha mengingatkan perempuan itu pada sejarah mereka dulu. Namun yang membersit di benak Alice hanya sakit hati... ditinggal pergi Arsen di saat dia benar-benar jatuh cinta.
Memang benar, Alice selalu merindukan Arsen. Ketertarikan di antara mereka masih memercik api seperti dulu. Namun masa lalu adalah pelajaran yang teramat berharga bagi perempuan itu. Arsen adalah orang yang membuat Alice merasa paling bahagia di muka bumi, juga yang bertanggung jawab membuatnya menangis tersedu-sedu.
Sekuat tenaga Alice mencoba menerima kembali kehadiran Arsen dalam hidupnya. Membiasakan diri dengan senyumnya, tawanya, gerak-gerik saat berada di ruang tengah; bahkan harus meredam gejolak perasaan atas kecupan hangat Arsen di suatu malam. Terlepas dari kenyataan Arsen membuat Alice jatuh cinta sekali lagi, ada pertanyaan besar yang hingga kini belum terjawab: pantaskah laki-laki itu diberi kesempatan kedua?
Nah, sekarang kita menuju ulasan novel Song for Alice. Cekidot.
Nama tokoh-tokoh Song for Alice cukup unik. Selain Alice dan Arsen, ada tokoh lain di antaranya: Lur, Mar, Sal, Len, Rik, dan O. Ya, Okependekan dari Otis.
Nama tempat dalam novel kesebelas Windry Ramadhina ini pun tak kalau unik salah duanya Liltnama temoat les musik peninggalan Kakek Lur. Juga Fat Salnama kafe kepunyaan Salkakak perempuan Lensahabat Arsen.
Selain itu, Kak Windry sangat detail menggambarkan deskripsi tokoh dan latar. Perhatikan penggambaran rumah di Bintaro.
"... maka itu adalah rumah berdinding bata telanjang di Bintaro. Bangunan mungil satu lantai yang memiliki teras lebar dan pagar bugenvil putih di depannya.
Atap rumah itu miring dan menjulur rendah, tersusun dari genting-genting keramik jingga kecokelat-cokelatan yang sebagian permukaannya ditumbuhi lumut. Lantainya tegel bercorak kuno. Pintu dan jendelanya dari jati tua yang masih kokoh walaupun warnanya kusam. (hal. 63)
Begitulah seterusnya penulis menggambarkan setiap latar yang ada. Detail penggambaran tokoh juga terdeskripsi sangat baik. Ini kutipan deskripsi tentang Alice:
"Alice tampak menakjubkan. Gadis itu tidak lagi mengenakan kaus dan jin. Pakaiannya menjadi sangat feminine. Wajahnya sedikit dirias; pipinya merona dadu dan bibirnya yang mungil kemerah-merahan. Pembawaannya pun lebih tenang; anggun dan seakan-akan penuh perhitungan. Alice kesayangannya sudah dewasa. (hal. 83)
Saya menemukan banyak kesamaan dua tokoh utama (Arsen dan Alice) di antaranya:
1. nama mereka berawalan huruf a
2. sama-sama kehilangan ayah-ibu saat masih belia
3. sama-sama tinggal bersama kakek lur
4. sama-sama suka musik
5. sama-sama bisa memainkan alat musik dengan baik.
Disadari atau tidak dengan semua kesamaan itu, Alice dan Arsen bisa dipersatukan.
Novel ini juga mempunyai alur yang penuh kejutan. Alur maju-mundur yang cantik. Kak Windry sangat apik meramu jalan cerita. Saat hampir selesai saya baca bagian akhir. Saya rasa butuh jeda. Saya tak suka akhir yang nestapa. Arsen Rengga meregang nyawa untuk kali kedua. Namun, penasaran juga dari akhir kisah Alice ini.
Memang, setidaknya dia sudah memperbaiki hidupnya di kesempatan kedua itu. Namun, tetap saja. Alicekeluarga terdekat sangat terpukul. Lebih nelangsa dari pada ditinggal orangtua kandung atau kakek yang selama ini menyambung hidupnya. Alice, malang sekali—Kak Windry 'menakdirkan' kisahmu.
Sad ending yang manis. Meskipun ada Rik dan O. Tampaknya ada Len yang ditonjolkan selalu mendampingi Alice setelah kepergian Arsen. Mengingatkan saya pada novel lain. Namun, Len sama sekali tak memanfaatkan itu. Saya lebih suka akhir cerita Song for Alice. Mengenang dengan cara terbaik. Pun kebangkitan Lilt dan Alicepemiliknya sungguh mengobati hati pembaca.
Quotes
"Keluarga tidak selalu punya hubungan darah." (hal.105)
"Lebih banyak tangan dan kepala, lebih baik. Tidak segala hal harus kau lakukan sendiri." (hal. 143)
Hampir tak ditemukan kesalahan ejaan pada novel ini. Hanya ada beberapa antara lain:
Aku akan bicaranya dengannya. (hal. 128)
Ucapan Sal terputus disela bunyi radio. (hal. 291)
“Di berhenti minum, mengurus sekolah musik. (hal. 302)
Ada beberapa kata hubung tetapi di tempatkan di awal kalimat, di antaranya:
Tetapi, kemudian lelaki panggung menambahkan, (hal. 8)
Tetapi, Arsen sudah kebal. (hal. 9)
Akan lebih baik jika kata tetapi diganti menjadi namun.
Namun demikian, sungguh tak memengaruhi jalan cerita Song for Alice. Betewe, secara keseluruhan saya jatuh cinta pada kisah Alice dan Arsen ini. Kamu juga wajib mengarungi kisah mereka karena banyak nilai kehidupan yang bisa kita ambil di sana.
Sekarang tantangan blogger berpose dengan buku.
Taken by @alfisa
Taken by @alfisa
Tugas saya hari ini selesai. Terima kasih para pembaca setia. Semoga bermanfaat. Love you so much.
Nantikan besok give away Song for Alice.
Hopeless. Berharap banget dikasih kesempatan baca ini. Kisah Alice dan Arsen. Love it ;)
BalasHapusKaan makin penasaran setelah baca review kakak, semoga aja kali ini berkesempatan membaca Song For Alice. aamiin :)
BalasHapus