Kamis, 18 Agustus 2022

Cerita Emak Bagian 11: Kepindahan

 


Hari itu, hasil pemeriksaan laboratorium keluar. Dokter yang menjelaskan langsung. Emak menderita penyakit yang lumayan berat. Dadanya sering sesak karena ada gangguan di paru-paru. Dadany juga sering terasa bergetar karena jantungnya bermasalah. Mungkin faktor usia juga memengaruhi.

Tentunya Emak sangat sedih. Pun kami sebagain anak dan cucu Emak. Namun, kami berusaha berhusnuzan. Berprasangka baik pada Allah Swt. Agar Emak pun tidak berkecil hati dan berputus asa pada hidupnya.

Operasi tidak bisa dilakukan, seperti dulu saat tulang pergelangan tangan Emak patah. Emak terlalu sepuh dan tekanan darahnya tinggi sehingga rawan sekali ditindak operasi. Emak berikhtiar ke dokter dan rumah sakit lain. Hasil pemeriksaan dan keterangan dokter berbeda. Aku tidak paham, yang jelas kali ini bisa membuat Emak lebih bersemangat hidup.

Emak pun berencana untuk titirah 'tinggal sementara di tempat lain'. Biasanya ke tempat yang lebih sepi, jauh dari keramaian kota. Jauh di pedesaan yang sejuk. Emak memilih tinggal bersama anak perempuan sulungnya di Sumedang.

Keluarga di Bandung sepakat untuk kesehatan Emak yang lebih baik. Sesekali kami berkunjung ke sana melihat kondisi Emak. Apalagi saat Idulfitri. Keluarga besar kami berkumpul di sana.

Berbeda dari biasanya, hari itu Emak meminta berfoto bersama. Biasanya susah sekali mengabadikan momen berharga seperti itu. Kami pun bergantian berfoto bersama Emak.

Wajah Emak sangat bersih, putih, dan memancarkan sinar. Tampak terekam. Jelas dalam hasil jepretan kamera salah satu ponsel kami.

"Mak, pulang ke Bandung yuk!" ajak kami.
Sayang sekali Emak menolak. Katanya, enak di kampung. Tiis ceuli herang panon.

Di sana pun Emak sempat beberapa kali ke dokter dengan keluhan yang sama. Tadinya, kami khawatir pada Wak Iyam, yang mengurus Emak di sana. Selain mengurus Emak, suaminya juga sakit stroke tidak bisa apa-apa. Namun, kami pun tidak memaksa kehendak Emak. Syukurnya, ada anak dan cucu Wak Iyam yang membantu mengurus dua orang pasien itu.

Mungkin Emak masih betah, nanti kalau sudah bosan, pasti nanti minta dijemput. Apalagi Emak meninggalkan Uwak, anaknya yang lumpuh tak bisa apa-apa, yang tinggal bersama kami, di rumah ibu.

*bersambung ke bagian 12 insya Allah
#PanahKompilasi13
#komunitasliterasi
#komunitasliterasipemudipersis
#penamuslimah
#panahkompilasi
#pemudiroadtomuktamar
#kolektifkolaboratif
#pemudicerdasberakhlakulkarimah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar