Emak mengerang kesakitan. Tangannya bengkak. Beruntunglah, rumah Wak Dede pun berhasil ditemukan. Emak istirahat di rumah itu. Tukang pijat datang untuk mengobati Emak. Katanya, Emak baik-baik saja.
Aku, Ibu, dan Bapak, serta adik-adik pun pulang. Sementara Emak menginap beberapa hari di rumah Wak Dede. Aku pamit masih dengan penuh rasa bersalah. Emak berusaha menghiburku, "Pulang saja, Emak tak apa-apa." Ekspresinya menahan nyeri. Aku tahu Emak pasti sangat kesakitan.
Tidak sampai seminggu Emak pun dijemput pulang, untuk diperiksa kembali ke dokter. Hasil rontgent menunjukkan tulang pergelangan tangan Emak patah. Entah, karena terlambat atau Emak terlalu berisiko kalau dioperasi.
Emak pun memilih pengobatan tradisional. Aku yang sering mengantar Emak berobat. Naik dan turun angkot untuk ikhtiar agar Emak sehat kembali. Berbulan-bulan masih tak ada perubahan yang signifikan. Emak pun memutuskan untuk berhenti dan mencari pengobatan alternatif lain. Apa pun kata orang, Emak coba. Asal masih masuk akal dan tidak bertentangan dengan syariat.
Aku benar-benar tak paham. Berobat ke rumah sakit besar pun, Emak hanya disuruh terapi saja. Di tengah keterbatasan Emak. Emak masih saja ingin melakukan pekerjaan rumah. Katanya, pegel kalau diam saja. Sesekali Emak cuci piring satu atau dua bekas makannya.
"Emak, gak usah..." larangku.
"Gak papa, cuman satu."
Siapa yang tak tega melihat Emak. Mencuci piring dengan satu tangan kirinya. Saat digosok, piringnya muter. Namun, begitulah orang tua. Tidak mau selalu merepotkan anak dan cucunya.
Akhirnya, Emak pun pasrah tak lagi mengobati tangannya itu. Meski sakit selalu tiba-tiba datang. Emak hanya mengompresnya dengan air hangat setiap dini hari sebelum salat malam. Tidak menyembuhkan, tapi setidaknya mengurangi rasa sakitnya. Sejak kecelakaan itu, jemari Emak memang kaku tak bisa digerakkan, seperti mati rasa. Jangankan mengepal, menggerakkan telunjuk ke ibu jari saja tidak sampai.
Semoga rasa sakit yang kau rasakan bertahun-tahun menjadi penggugur dosa yang mengantar ke surga. Kami sayang Emak.
*bersambung ke bagian 9 insya Allah
#panahkompilasi10
#komunitasliterasi
#komunitasliterasipemudipersis
#penamuslimah
#panahkompilasi
#pemudiroadtomuktamar
#kolektifkolaboratif
#pemudicerdasberakhlakulkarimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar