Pertanyaan 1
Bismillahirrahmannirrahim
Assalamualaikum bu @Ilmi Fadillah
Yang saya rasa menulis itu ada kalanya bingung gitu, mentok mau nyeritain apa lagi, terus terkadang ada rasa males nih mau ngerjain dulu tugas atau ada kegiatan dulu da akhirnya gak beres, nah bagaimana cara ibu membangun motivasi pada diri ibu sendiri untuk menulis? Dan bagaimana caranya supaya ketika menulis itu tidak mentok udah aja gak mau di lanjut, mohon solusinya🤭
Jazakillah bu🥰 ( Risna Oktapiani, ppi 60 Katapang)
Jawaban:
Wah, maa syaa Allah pertanyaannya. Itu namanya writer's block. Itu bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan penulis senior tanpa kecuali. Bagaimana mengawalinya?
1. Buat outline
Banyak tinggal googling aja. Di outline sudah jelas tergambar cerita dari awal, puncak sampai ending seperti apa yg penulis inginkan. Itu insya Allah akan meminimalisir kebingungan mau menulis apa lagi.
2. Writing time
Buat waktu khusus untuk menulis. Konsisten dengan jadwal menulis itu. Silakan atur sedemikian rupa sehingga kegiatan lain yang tak kalah pentingnya juga tidak terbengkalai.
3. Rehat
Kalau misalnya memang jenuh banget, dan mentok banget. Mungkin memang kita butuh istirahat dulu. Lakukan hal lain yg kita sukai. Misal suka nonton, silakan nonton dulu. Sampai mood membaik.
Banyak lagi sih yg jelas harus tahu penyebab kita mandeg nya kenapa. Setelah diketahui makan bisa dengan mudah diatasi.
Satu lagi tentang motivasi menulis:
Banyak hal sih..
Salah satunya karena saya ingin berbicara pada generasi setelah saya. Misal di VoL, bagaimana Bandung sekitar tahun 2006-2007 bagaimana sekolah dan pembelajaran saat itu. Dengan buku kita bisa berbicara itu tanpa harus berkoar-koar.
Saya takut lupa memori yg indah itu, saya juga takut segera dilupakan kalau saya sudah meninggal nanti.
Maka,
"Menulislah! karena manusia mudah lupa dan dilupakan."
Semoga tidak puas😅
Pertanyaan 2
Apa tantang yang dihadapi ketika menulis ini? Dan bagaimana cara untuk menjaga semangat menulis? (M Al Bani, PPI 45 Rahayu)
Gak ada kesulitan yg berarti sih. Paling di awal saja saat latihan menulis sebelum mulai prolog, vol 1 sampai selesai.
Susahnya membuat prolog yg memikat dan puncak. Sampai dirombak betul tulisan saya. Dibuang dan dibuat baru. Selanjutnya lancar jaya.
Saya paling tidak tega membuat peran antagonis😅 berasa dosa. Namun, saya yakinkan lagi bahwa ini fiksi, jadi gak masalah.
Menjaga semangat ya, dengan menentukan deadline. Dan bayangkan manfaat kalau tulisan kita selesai. Alhamdulillah.. Semangat kembali.
Semoga tidak puas😉
Pertanyaan 3
Bismillah teh il apa alasan teh il bikin novel bergenre romantis? Kenapa ga ngambil genre fiksi ilmiah?
(Jasmine Aulya F, PPI 01 BDG)
Jawabannya karena saya suka genre roman🥰
Karena menulis itu harus hal yg kita sukai maka saya menulis roman. Begitu Jasmine.
Semoga tidak puas😉
Pertanyaan 4
berhubung baru mulai mau curatcoret🤭, kadang suka bingun.. terus suka ragu. terlebih kurang percaya diri dgn apa yg coba saya tulis itu.. entah kenapa.. pdhl saya sudah mencoba "ah bodo amat.. tulisan² saya" 😂 tapi ttep ketika saya mau coba ngepost tulisan saya, sikap itu muncul tiba² dan pasti tulisan itu gak bertahan lama, langsung saya delete lagi terkadang juga saya mengurungkan diri kembali.🙈
gimana yaa cara ngatasi sikap itu🤭😂 (Dina Sumiati, Imarot)
Jawaban:
Dina ini mungkin mengalami proses krisis kepercayaan diri. Ya, sama juga dialami sebagian penulis.
Kita harus memulai, tak apa jelek.. tak apa gak enak dibaca..
Percayalah, tulisan kita akan menjadi lebih baik jika terus dilatih.
Publish, bukan hanya untuk diri sendiri.
Menulis itu bukan masalah teori, tapi lebih ke praktik.
Menulislah seperti anak kecil yang belajar berdiri, berjalan. Apakah dia pernah berhenti semangatnya karena jatuh?
Tentu saja tidak. Kalau dia berhenti maka banyak anak yg tidak bisa berdiri sampai dewasa. Banyak anak yg tidak bisa berjalan setelah dewasa kalau mereka putus asa hanya karena jatuh.
Jangan lupa juga banyak membaca. Membaca juga melatih kita untuk membuat tulisan yg baik itu seperti apa.
Membaca akan memperkaya diksi kita dalam menulis juga.
Sehingga tulisan kita menjadi lebih baik lagi.
Semoga tidak puas Dina😉
Pertanyaan 5
Izin bertanya teh, dulu aku punya keinginan besar buat menerbitkan buku. Tapi, semakin lama aku semakin sibuk di organisasi, keinginan buat ngetik naskah juga semakin berkurang dan pernah berfikir buat stop, atau berhenti dari dunia literasi. Pertanyaannya, gimana sih cara membagi waktu kesibukan kita di dunia nyata sama dunia literasi? Akhir akhir ini juga Yulia lebih milih kewajiban organisasi dan melupakan naskah yang pernah Yulia ketik dulu, gimana masukannya teh? Terimakasih ^^
(Yulia nurfadhillah, SMA Muhammadiyah Cipanas)
Jawaban
Pertanyaan ini sebenarnya mirip dengan pertanyaan pertama dari Risna boleh ditengok lagi.
Yulia ini sudah bagus punya naskah. Selesaikan sayang sekali.
Tadi yg saya bilang harus punya waktu untuk writing time tidak perlu lama. Manfaatkan waktu yang benar-benar luang dan enak untuk menulis. Satu jam cukup sehari. Tidak akan terlalu membuang waktu. Konsisten, insya Allah naskahnya selesai.
Tanya lagi ke hati, buat apa kita nulis? Buat apa nerbitin buku? Luruskan niatnya.. Kalau sudah menemukan niat awal insya Allah kembali semangat.
Dampak kalau tidak menyelesaikan apa? Dampak kalau selesai apa? Apa yg kita peroleh? Silakan direnungkan. Seberapa penting naskah tersebut.
Begitu Yulia, semoga tidak puas😉
Pertanyaan 6
Bismillah..
Teteh saya zidni husna mau bertanya
•Suka dan dukanya bu ilmi saat menulis buku Voltage of love🤭
Juga lesan bagi kita khususnya remaja yang saat ini sedang mengalami masa-masa percintaan (Zidny)
Jawaban:
Suka dukanya apa ya? 🤔
Karena ini pengalaman sukanya saat mengingat masa-masa konyol di SMA. Senyum-senyum sendiri😅
Dukanya keinget juga kisah sedih bagian akhir bener-bener bikin melow saat menulis dan menyunting bagian ini. Sampai bener-bener nangis.
Biar tahu selanjutnya harus baca sendiri..
Remaja sekarang ya? 🤔 jujur ya saya lebih menyukai remaja yg menyimpan cintanya dalam diam.
Karena rasa itu memang tidak bisa dimungkiri, memang pemberian dari Sang Maha.
Namun, kita insya Allah bisa menjaganya jangan sampai diumbar-umbar sampai yg halal tiba. Jodoh kita dunia akhirat. (Cie😅😂)
Manfaatkan masa SMA (Mu'allimin) dengan mencari teman sebanyak-banyaknya. Menjalin persahabatan dan pengalaman seluas-luasnya.
Saya gak pacaran ya waktu sekolah😉 lagi seru-seruan sama teman-teman sama pelajaran😆
Begitu Zidniy semoga tidak puas😊
Pertanyaan 7
Bismillah
Apa hal awal yang memotivasi teh ilmi untuk terjun ke dunia literasi ?
Jika tadi lebih spesifik ke tulis menulisnya, sekarang lebih umum ke dunia literasinya teh, 🙏🏻
(Tia lutvia fadhillah, Ppi 60 Katapang)
Jawaban:
Saya dan dunia literasi seperti jodoh yang tidak bisa ditukar.
Kalau ingat saya pernah bilang saat launching buku ADP. Saya masuk ke literasi karena terpaksa dan dipaksa.
Saat SD saya dijejali novel oleh kakak saya, bacaan dia yg sudah SMA 😅
Novel apa coba yg pertama Yesaya baca sampai habis?
Ketika Mas Gagah Pergi karya Bunda Helvy.
Di situ apa saya suka? Belum.
Di MTs dan SMA nilai Bahasa saya selalu paling tinggi, terutama bahasa Indonesia. Saya suka latihan-latihan soal juga.
Entahlah, masuk pula jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Belum begitu suka. Menulis dan membaca kebanyakan karena tugas😆
Saya belum minat jadi penulis.
Saya kira itu semua konspirasi alam semesta. Memaksa saya terjun ke dunia literasi ini.
Saya pun jadilah guru Bahasa Indonesia. Semakin membuat saya terdesak banyak membaca dan menulis.
Sampai 2017 saya ikut pelatihan menulis online. Katanya kuliah di jurusan bahasa harusnya sudah punya 4 buku karena kurang lebih 4 tahun dihabiskan.
Dari sana saya berazam untuk menjadi penulis.
Banyak membaca banyak berlatih menulis. Ikut pelatihan sana-sini. Ikut lomba,dll.
Lebih serius lagi mewujudkan mimpi jadi penulis.
Dan hasilnya karya-karya yg saya tulis di CV
Begitu, Lutvia. Semoga tidak puas😉
Pertanyaan 8
bismillah...
perkenankan saya untuk bertanya😁
perihal judul buku ini "Voltage of love" atau disingkat "Vol" tentunya kaitannya yaitu genre buku itu sendiri yang bergenre roman, nah selain daripada itu apakah ada filosofi lain terkait penamaan judul buku ini?
terimakasih
(Wijdan Khairul M M, Muallimin PPI 45 Rahayu)
Jawaban:
Akhirnya keluar juga pertanyaan ini.
Voltage of Love
Pertama karena belum ada judul senyeleneh ini. Kenapa saya ambil Bahasa Inggris, bukan bahasa Indonesia karena masyarakat lebih suka dengan istilah asing. Misal: Kopi Hitam dengan Black coffee
Coba rasakan bedanya. Beda kan? Hahaha..
Harganya pun beda kalau Kopi hitam paling mahal 4000 rupiah, kalau Black Coffee bisa sampai 20.000 bahkan lebih. Padahal sejatinya sama.
Voltage itu sebenarnya di ambil dari salah satu bab dalam VoL, arus dan tegangan. Yang istilahnya volt, voltase, atau voltage (Ing)
Di bab tersebut Adeela memang sedang belajar fisika di kelas dengan guru fisika baru yang ia kagumi 🥰 betapa tidak, pintar, ganteng, modis, dan keren. Makanya dari sana asalnya tidak suka jadi suka banget fisika. Yang tadinya duduk paling belakang kalau pelajaran Fisika atau kabur dari kelas, berubah menjadi rebutan bangku paling depan. Ya, disana timbul rasa cinta ke Fisika dan embel-embelnya.
Kebayang kah?
Semoga tidak puas, Wijdan😉